Januari 10, 2012

Stuck

Sebelumnya, biar cerita ini bisa dicerna dengan baik, gue mau bikin prologue dulu. "kamu kenapa? Kok diem?" "gapapa kok, gapapa." lalu ia kembali termenung. "serius kenapa? Jangan sampe aku nanya lg kamu kenapa." "adzan, tunggu selesai dulu ya." Lalu keduanya kembali termenung dengan pikirannya masing-masing. "udah kan adzannya, sekarang kamu bilang kenapa?" "emmm... Aku rasa kita lebih cocok jadi temen kayak dulu dibanding sekarang deh. Maaf banget. Kamu jangan langsung pergi tapi, please banget." Lawan bicaranya yang diminta untuk tetap disana akhirnya diam terduduk, dengan segala pikiran yang berputar di dalam kepalanya. Kira-kira begitu, selanjutnya pasti kalian bisa baca sebenernya apa yang terjadi. Sekarang, udah 2 bulan lebih sejak kejadian itu. Fakta bahwa dia bilang lebih enak jadi temen dan setelah pembicaraan barusan dia bilang dia mau kita kayak dulu gapernah terjadi. Entah karna emang dia ngejauhin atau semua itu perasaan gue aja. Alasan putus dia ternyata juga ada yang lain, tapi sampai sekarang pun dia gamau cerita. Begitulah dia, tertutup sekalipun biasanya terlihat goofy. Sejak terakhir kali gue ketemu sama dia, sekaligus pertama kali lagi ketemu setelah kita putus sebulan yang lalu, malem ini ketiga kalinya gue mimpiin dia. Jujur gue gak ngerti kenapa sampe sering mimpiin dia begini, terutama setelah putus. Waktu dulu gue masih suka sama dia, gue gak pernah begini. Apalagi dengan mantan-mantan gue sebelumnya, gak pernah kayak gini setelah putus. Bikin semuanya jadi terasa lebih susah sekalipun udah susa banget. Mimpinya pun gak cuma 1 cerita, tiap cerita beda-beda. Mimpi yang pertama dia cuma bilang alasan bahwa dia mutusin gue karena orang tuanya gak suka dia pacaran atau apa, terus dia juga bilang seharusnya waktu itu dia nyamperin gue. Gue gak terlalu peduli sama mimpi itu sebetulnya, karena masih mimpi yang pertama dan juga ya... Agak kurang jelas kalimat terakhirnya. Di mimpi itu gue cuma kayak dengerin dan liatin dia ngomong, bener-bener gak merespon. Di mimpi yang kedua, ternyata kita udah berteman lagi, tapi ya layaknya mantan yang berteman lagi, ada gap yang samar-samar dibuat di antara kita. Gue menganggap mimpi itu sebuah pertanda baik. Tapi yang menjadi masalah, mimpi semalem, mimpi ketiga, dan yang terpanjang dibanding mimpi-mimpi sebelumnya. Awal ceritanya, gue lagi dinner sama keluarga gue, tiba-tiba gue liat dia dari jauh, mau masuk ke restoran itu juga. Akhirnya gue datengin, gue masih menodong dia dengan alasan putusnya yang belum gue tau hingga saat ini sekalipun gue udah gak bertanya-tanya lagi tentang hal itu. Dia gamau ngejelasin, akhirnya gatau gimana, gue naik mobil temen gue pergi bawa dia muter2, agak kayak kidnaping sebetulnya. Sampe akhirnya gue emosi ke dia. Akhirnya dia juga sedikit marah, gue agak lupa tentang bagian ini. Akhirnya setelah lama, gue kembali ke restoran itu. Ternyata keluarga gue dan dia kok kayak bareng-bareng gitu. Keluarganya lagi mau pulang. Akhirnya dia ke mobil dandari dalem mobil dia kayak ngasih sign pake tangan bentuk love gitu. Sumpah gak jelas banget. Terus gue tanya "hah? Apaan?" malah dia kasih sign hug gitu, makin aneh. Akhirnya mimpi itu berakhir See how strange it was? I can see it, but I don't know about you. Tap sekarang hal-hal ini menjadi sedikit ganjelan di kepala gue. Ps: Dear someone who linger in my heart, the one who slowly creeping in my veins, stop it. I'm sick of these dreams. I just want to get rid you out of my mind like you did.

Tidak ada komentar: