Hari ini, tepatnya 6 bulan 8 hari sejak... yah bisa dibilang semuanya berakhir. Walaupun seperti yang kita semua tau, akhir dari sebuah hal adalah awal dari hal lainnya. Dalam masalah ini bisa gue katakan bahwa hari itu adalah awal dari gue harus kembali belajar survive sendiri, terima kenyataan, dan gak lagi mimpi muluk-muluk.
Nyatanya gue memang mampu untuk survive sendiri dan terima kenyataan. Tapi semua itu bukan serta-merta membuat gue gak lagi mimpi muluk-muluk. Jujur, awalnya gue malah agak merasa I have no goal in this life anymore. Akan tetapi, seperti yang kita semua tau, gue itu gak konsisten tentang apapun.
Kita bahas kejadian yang menjadi awal dari kenapa gue punya cerita ini untuk dipost.
Intinya pada hari itu gue murka. Karena kemurkaan gue tersebut, akhirnya gue mendapatkan sebuah jawaban yang singkat, padat, namun ambigu. Maka akhirnya, sejak mendapat jawaban itu gue memutuskan untuk gak lagi-lagi berharap. Gue ga menghubungi dia kurang lebih dua minggu seinget gue. Di sinilah baru terjadi permasalahan.
Ceritanya gue lagi iseng-iseng pengen nanyain dia, apa dia dapet seleksi undangan juga. Tapi yang aneh adalah dia bales bbm gue baik banget, gak kayak sebelum-sebelumnya yang banyak juteknya. Secara otomatis gue menjadi bingung dan nerka-nerka, kenapa anak ini berubah?
Ternyata jawabannya adalah dia mulai sakit parah sejak beberapa hari setelah gue murka itu dan dia ngerasa semua itu terjadi karena dia karma sama gue. Otomatis gue ketawain dia lah, there's no such thing as karma, lagi pula gue juga udah maafin dia waktu itu. Intinya sejak ini gue hubungannya sama dia membaik lagi. Dari situ gue dan dia mulai baik lagi keadaannya, atau tepatnya gue berusaha memperbaiki. Pas bulan Maret, gue jenguk dia ke rumahnya. Entah kenapa, gue jadi galau lagi sejak itu, padahal sebelum-sebelumnya gue udah mulai jauh mendingan. Akhirnya gue memutuskan untuk gak menghubungi dia selama yang gue mampu. Ternyata, lagi-lagi batas maksimum gue hanya dua minggu. begitulah seterusnya, kalo gue udah capek, gue gak berhubungan sama dia dua minggu biasanya.
Lalu, beberapa waktu yang lalu gue kembali jenguk dia ke rumahnya, kali ini dengan beberapa temen lainnya. Pas waktu itu gue lagi gak merasa kepikiran tetang dia dan semacamnya, karena pikiran gue lagi banyak dan gue sebenernya lagi suka sama orang lain.
Kira-kira seminggu kemudian, dia bbm gue duluan. Wah tumben banget, dalem hati gue. Ternyata dia mau kasih tau ke gue kalo penyakitnya lebih parah daripada diagnosa sebelumnya. Sejak saat itu gue jadi lagi-lagi makin perhatian dan kepikiran tentang dia. Gue berusaha ngeyakinin diri gue sendiri kalo rasa sayang yang gue rasain ke dia itu sebenernya cuma rasa sayang ke sahabat, tapi kok kayaknya beda ya... Gue pun merasa, gue sebenernya pengen dia sadar kalo gue masih se-care itu sama dia, tapi gue takut kalo dia tau, dia malah akan berfikir kalo gue adalah cewe menyedihkan yang gak bisa banget get over something. Bingung kan? Iyalah, gue juga bingung soalnya.
Gue tau kemungkinan besar ga akan ada yang baca ini. But if you do, udah diem aja jangan ngomong macem-macem :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar